Rabu, 07 September 2011

Formulir untuk Purna 2011

Sebelum lanjut terlebih dahulu kita download file word berikut download
atau disini
selanjutnya mari ikuti petunjuk berikut:
1. Nomor: kosongkan
2. Nama : isikan dengan nama
sobat
3. Panggilan: Panggilan sehari-hari
4. Tmp/Tgl lahir: makale, 12 Mei 1987 (contoh)
5. Agama : jelas
6. Pekerjaan : Siswa, Mahasiswa, PNS, etc.
7. Pend. Terakhir: SMP, SMU, S-1 etc.
8. Alamat Rumah: Jelas
9. Telp/Fax : Jelas
10. HP : Jelas
11. E-mail:
12. Alamat pekerjaan:
a. Nama :jelas
b. Jabatan : jelas
c. Alamat: Jelas
13. Riwayat Pendidikan: Nama sekolah dan tahun lulus
14. Riwayat Pekerjaan : Jelas
15. Riwayat Organisasi
a. Paskibraka (Jabatan dan Tugas organisasi adalah di PPI)
b. Diluar paskibraka : Jelas
16. Keterampilan : Jelas


Setelah di isi segera kirimkan ke admin yansen_ro83@yahoo.com untuk penerbitan Kartu Tanda Anngota PPI Kab. Tana Toraja.
contoh KTA PPI Kab. Tana Toraja disini atau indete'

Sepenggal Kenangan Paskibraka Kab. Tana Toraja 2011

Paskibraka, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Sebuah kata sebagai cover bagi generasi bangsa Indonesia yang memiliki jiwa kepemimpinan, bertanggung jawab, patriotisme, nasionalisme, mencintai Indonesia dengan sepenuh hati, dan memiliki keinginan yang kuat untuk mengibarkan sang merah putih. Sejarah demi sejarah yang ditorehkan oleh para pahlawan bangsa, setitik hingga gumpalan darah yang mereka korbankan demi bangsa Indonesia menjadi sebuah motivasi yang menggugah hati kami untuk berjuang mengibarkan sang merah putih.

“Dulu para pahlawan mempertaruhkan nyawanya demi mengibarkan sang merah putih, Kalian paskibraka hanya diminta untuk berjuang, hanya mengeluarkan keringat yang tak sebanding dengan pengorbanan para pendahulu bangsa ini.” torehan kata pelatih paskibraka yang membuat saya membayangkan perasaan para pelatih yang sebenarnya ingin agar kami melakukan yang terbaik.

Tidak segampang membalikkan telapak tangan untuk dapat menjadi anggota paskibraka. Menjadi calon paskibrakapun membutuhkan kerja keras dan usaha. Then, I want to tell you about my story as paskibraka. And the title is “Kebersamaan yang Tak Terlupakan”.

Latihan dan seleksi ditingkat sekolah. Terik matahari yang selalu setia hadir saat para Purna Paskibraka SMAN 1 Makale dengan rela turun tangan melatih Peraturan Baris Berbaris. Langkah tegap, jalan di tempat, hormat, dan gerakan dasar PBB yang lain, serta satu hal yang selalu diingatkan “aseemmmm” tetap tersenyum akan menjadi modal awal kami untuk maju ke tahap selanjutnya.

29 Juli 2011. Lapangan Kasimpo. Seleksi tahap pertama yang berlangsung di bawah rintik hujan. Langit mendung, dingin menusuk masuk melalui pori-pori namun tak mematahkan semangat kami. “Always do my best” sebuah kalimat yang selalu menjadi motivasi ku. Melihat wajah-wajah baru, mengenal siswa-siswi dari sekolah lain dan berjuang bersama. Seleksi yang dilakukan menguras keringat para penyeleksi dalam menentukan siswa-siswi yang pantas menjadi paskibraka berdasarkan gerakan PBB. Namun, harus ada keputusan yang diambil oleh tim penyeleksi. Doa yang pasti ada di dalam hati semua peserta, “Semoga pena penyeleksi menggoreskan nama ku di dalam kertas kelulusan seleksi tahap awal ini.” And finally, this is it! Congratulation kepada peserta yang lolos tahap awal, Thanks God.

Seleksi tahap kedua. Bagi tim penyeleksi sangat sulit untuk menentukan siapa yang terbaik diantara yang terbaik. Satu nilai plus yang diperhatikan dalam tahap ini yaitu aseemmmm, always keep smiling guys. Hentakan langkah tegap para peserta didalam suasana ketegangan akan harapan agar tangan tim penyeleksi tidak menyentuh peserta dan mengeluarkan dari barisan. Satu per satu peserta dikeluarkan dari barisan. “We hope all of us can go to the next step but unfortunately we can’t, harus ada yang gugur. Finally, terpilihlah 70 siswa-siswi that the best of the best. Sebuah pelajaran yang dapat dipetik dalam hal ini yaitu mensyukuri karunia dan kesempatan yang telah diberikan dan dipercayakan.

Masa latihan dasar. GNI Makale. Pengenalan pelatih, bertemu dengan teman-teman baru yang memiliki tujuan yang sama. Masa latihan dasar yang dilewati memang berat, perasaan lelah dan dongkol tak dapat dipungkiri. Namun, berusahalah tuk tetap tersenyum dalam melewati semua itu. Karena saya yakin, “Para pelatih ingin yang tebaik bagi kita.” Amarah para pelatih, ucapan yang merupakan khilafnya, hukuman yang mereka berikan, merupakan serangkaian pelajaran dan bekal bagi masa depan untuk tidak memanjakan diri tetapi memiliki jiwa yang bertanggung jawab.

“Do the right things, first time, everytime. Lakukan semuanya sebaik mungkin, pada kesempatan pertama, dan setiap saat.” Torehan ucapan seorang pelatih yang perfectionis, menginginkan semuanya tampak sempurna. Perfect is impossible, tetapi dari kata-kata dan keinginan sang pelatih, saya pun berusaha untuk melakukan yang terbaik dan mengikuti perintah yang diberikan. Dan saya bersyukur dapat hadir ditengah-tengah anggota calon paskibraka. Karena saya dapat merasakan hal baru yang belum pernah saya rasakan sebelumnya.

Penuh pertanyaan, bayangan-bayangan yang telah terfikirkan sejak awal, rasa bahagia, rasa takut untuk satu tahap berikutnya, masa karantina. Cerita lalu dari para purna mengenai masa karantina serasa berusaha menciutkan nyali para calon paskibraka. Tetapi satu hal yang harus diyakinkan dalam diri masing-masing, “We can. Lalui segala rangkaian tantangan yang dihadapkan kepada kita.” Dan kami berhasil. Masa karantina tidak lagi segelap bayangan awal. Penuh cerita, tawa, dan kenangan indah yang tak akan terlupakan. Namun dibalik itu semua, kami kehilangan seorang sosok yang seharusnya hadir berkumpul bersama kami. Pelatih memang tegas. Apapun yang mereka ucapkan adalah sebuah kesungguhan dan keharusan untuk mendisiplin kami.

13 Agustus 2011. Karantina. “Kalian menjadi paskibraka hanya satu kali seumur hidup. Sampai matipun kalian tidak akan menjadi paskibraka untuk yang kedua kalinya.” Sebuah motivasi bagi kami untuk benar-benar menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. 69 Calon Paskibraka Kab. Tana Toraja 2011 memasuki masa karantina. Masa ini adalah tempat yang banyak mengukirkan kenangan, mulai dari kebersamaan, cinta, rasa saling memiliki, dan menyatukan tekad.

Cinta masa paskibra. Tak dapat dipungkiri diantara para calon paskibra ada yang hatinya nyangkut kepada sesama. Indahnya masa remaja terkuak secara perlahan. Mulai dari kenalan lebih jauh, PDKT, sampai akhirnya diantara kami ada yang jadian. Happily ever after, semoga langgeng.

Rasa saling memiliki yang terjalin dan tak ingin kehilangan. Saat salah seorang diantara kami berulah, saat pelatih mulai naik darah, rasa itu menghampiri. Rasa pilu dan takut yang dirasakan oleh yang berulah dapat dirasakan oleh semua. Saat kau menunduk dan pasrah, saat itu pula kami kan merasakan apa yang kau rasakan. Karena kita satu. Ketika kau tersenyum dan tertawa, saat itu pula kita tertawa dan tersenyum bersama. Sebuah lagu aransemen yang hadir ditengah-tengah kita. Penggalan lagu yang tak akan terlupakan, “Sayangnya di paskibraka hukuman hanyalah push up.” Kenapa? Karena penggalan lagu itu yang menghadirkan hukuman baru bagi kita. Namun tetap, kita dapat melewatinya.

Malam itu, sehabis gladi pengukuhan. Tundukkan kepala, renungkan sejauh mana kita berusaha dan bersama. Sejarah bendera Merah Putih. Perjuangan para pahlawan akan hal tersebut, perjuangan yang juga telah kita lakukan. Saat ucapan dan tekanan pelatih menusuk relung jiwa, saat otak mengolah setiap rangkaian kata yang terdengar, saat ku tak dapat membendung air mata ini, saat tetesan air mata itu menetes di pipi, saat semua kedongkolan yang pernah ada terhapuskan.

Seandainya waktu yang diberikan untuk selalu bersama dapat diperpanjang. Seandainya masa ini kan selalu ada mewarnai hari-hari kita. Namun, dibalik 5 hari masa karantina ada sebuah tujuan utama yaitu mengibarkan sang Merah Putih.

16 Agustus 2011. Pengukuhan Paskibraka Kabupaten Tana Toraja 2011. Saat lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dikumandangkan, suasana hening dan sangat menyentuh menyeruak di dalam sebuah ruangan Kantor Bupati Tana Toraja. Iringan petikan gitar dan nyanyian lagu hymne mengantarkan langkah pembawa bendera. Satu per satu anggota Paskibra mencium sang Merah Putih dengan penuh perasaan haru dan bangga. Amanat Bupati Tana Toraja, memotivasi dan mendukung kami untuk dapat melakukan yang terbaik.

17 Agustus 2011. Pengibaran Sang Merah Putih. Ini adalah puncak dari perjuangan kami dalam masa latihan. Disinilah tempat untuk menunjukkan kegigihan yang kami miliki, tempat untuk menunjukkan bahwa kami mampu mengibarkan Sang Merah Putih, dan tempat untuk menunjukkan bahwa kami benar-benar yang terbaik di antara yang terbaik dan tidak mengecewakan para pelatih.

Hentakan langkah tegap pertama, diawali dengan Bismillah. Semoga kami dapat menunjukkannya sesuai dengan harapan semua orang. Tetap tersenyum, menunjukkan jiwa nasionalisme yang tinggi, semangat yang tak mudah padam, dan rasa bangga tersendiri terselip di dalam kalbu. Memandang kedepan, tak peduli kubangan air dan becek yang menghalang. Kita hantam saja.

Lagu “Indonesia Raya” dikumandangkan, seluruh peserta upacara hormat kepada Sang Merah Putih. Saat Sang Merah Putih telah berada di ujung tiang bendera, dan tutup formasi dilakukan, keluar dari lapangan upacara dengan langkah tegap, ini menunjukkan bahwa pengibaran Sang Merah Putih suksess!!! Senang rasanya telah melewati sebuah tugas yang mulia tersebut, tapi tak sampai disini. Masih ada satu pembuktian lagi yang harus dilaksanakan, penurunan Sang Merah Putih.

Sedikit kesalahan terjadi, but wish us luck. Penurunan Sang Merah Putih. Kurang lebih seperti pengibaran Sang Merah Putih, lagu kebangsaan mengiringi penurunan bendera kebangsaan. Saat petugas pengibar bendera melipat Sang Merah Putih kemudian meletakkannya pada sebuah baki, yeahh we get succses guys!

Paskibraka! Sorak sorai rasa gembira menggambarkan rasa senang yang ada di dalam hati akan kesuksesan yang telah dicapai. Namun tangis akan rasa tak rela untuk melepaskan kebersamaan juga mewarnai saat itu. Pelukan bahagia, pelukan haru, menjadi kenangan indah dan mengisyaratkan bahwa kebersamaan dalam sebuah perjuangan sangatlah berarti dan tak akan terlupakan.

Buka puasa bersama di rumah jabatan Bupati Tana Toraja. Melepaskan segala penat di dada, menghangatkan suasana dengan berjoget bersama, terseyum, tertawa, hingga ngakakk habis-habisan. Para ibu-ibu pejabat juga turut bergabung merayakan kegembiraan, para purna, dan tentunya para paskibraka.

Rentetan kegiatan dibalik sebuah nama, Paskibraka. Mengajarkan saya untuk bersyukur atas segala yang telah dikaruniakan kepada saya, mampu mandiri, mampu untuk saling menghargai, belajar banyak akan nilai nasionalisme yang harusnya dimiliki, dan tentunya saya tak akan pernah melupakan kebersamaan yang membawa kita untuk memiliki satu rasa. Saya akan selalu merindukan saat-saat itu, Paskibraka!


> SRI REZKY RADENG SAWEDY <